Senin, 08 April 2013

Inilah Hewan Air yang Dianggap Fosil Hidup

17.19 Posted by Admin 1 comment
Inilah Hewan Air yang Dianggap Fosil HidupInfo Leony Li - Horseshoe crab dari famili Limulidae, atau dalam bahasa Indonesia sering disebut belangkas, merupakan jenis hewan beruas (artropoda) yang tinggal di perairan dangkal. Hewan yang menghuni kawasan hutan bakau ini berbentuk seperti ladam atau tapal kuda berekor.

Belangkas tidak berbahaya, umumnya hewan ini ditangkap di tepi-tepi pantai. Bentuk fosil hewan ini tidak mengalami perubahan besar sejak periode Devon, yakni periode waktu sekira 400-250 juta tahun yang lalu. Kabarnya, sekira 500.000 belangkas setiap tahun dikumpulkan di pesisir Timur AS, yang diatur di bawah hukum antarnegara bagian.

Belangkas memiliki kegunaan, berdasarkan informasi Wikipedia, hewan air ini menyerupai krustasea atau udang. Awal mula belangkas muncul melalui temuan fosil yang diyakini pernah hidup pada periode Ordovisium sekira 450 juta tahun lalu.

Seluruh tubuh hewan ini dilindungi oleh cangkang keras. Belangkas atau kepiting tapal kuda ini memiliki dua mata majemuk primer dan tujuh mata sekunder, di mana dua diantara tujuh mata sekunder ini berada di bagian bawah.

Hewan ini umumnya muncul ke pantai untuk kawin. Umumnya hewan ini digunakan sebagai umpan dan pupuk. Akan tetapi, penggunaan berlebihan konon menyebabkan penurunan jumlah individu belangkas.

Kerusakan habitat pesisir di Jepang dan di sepanjang pantai timur Amerika Utara juga semakin memperparah populasi hewan dianggap fosil hidup ini.

Beberapa waktu lalu terungkap, fosil belangkas atau kepiting tapal kuda ditemukan oleh bocah 10 tahun bernama Bruno Debattista dari sekolah Oxford. Fosil tersebut diyakini merupakan sepotong serpihan bebatuan yang dipercaya merupakan jejak belangkas berusia lebih dari 300 juta tahun.

Dilansir Sciencedaily, Senin (8/4/2013), para ahli dari Oxford University Natural History Museum terkejut ketika menemukan bahwa fosil ini merupakan jejak kaki yang ditinggalkan oleh kepiting tapal kuda. Fosil ini menunjukkan pergerakan hewan purba tersebut yang merangkak naik dari lereng berlumpur di pantai kuno sekira 320 juta tahun lalu.

Chris Jarvis, petugas di Museum dan penyelenggara Natural History After-School Club mengatakan, jejak kaki ini sangat langka dan sangat sulit untuk dilihat. "Jadi, kami kagum ketika Bruno menemukan di After-School Club kami," tutur Chris.

Ia mengungkapkan kekagumannya pada Bruno, yang masih seorang bocah 10 tahun. Bruno memiliki kemampuan untuk menduga bahwa objek tersebut merupakan fosil berusia ratusan juta tahun lalu.

Fosil temuannya ini telah dikonfirmasi oleh Museum sebagai jejak sepasang kepiting tapal kuda yang ada pada periode Carboniferous, yakni 308 - 327 juta tahun lalu. Ketika itu, laut perlahan-lahan mengalami perubahan akibat daratan Bumi bergerak bersama membentuk Pangaea.

Wikipedia menerangkan, pangaea adalah super benua yang ada selama era akhir Paleozoikum dan awal Mesozoikum. Super benua terbentuk sekitar 300 juta tahun yang lalu.
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »

1 komentar:

Wah wah.. blognya makin profesional nih sist.. nice info

Berikan pendapat Anda lewat kolom komentar ini mengenai berita di atas, sesuaikan pemikiran Anda dan Jangan pernah menyinggung sara. Terima kasih

Thanks For Your Comment Here