"Saya berpikir keras untuk mengingat rekaman masa lalu kapan korban jatuh sebanyak itu akibat obyek sejenis. Sangat jarang terjadi hingga korban manusia sebanyak itu," kata Robert Massey, Deputi Sekretaris Eksekutif Royal Astronomical Society (RAS) Inggris.
Ia mengatakan, setiap hari sebenarnya tak kurang dari 100 ton pecahan benda antariksa menembus atmosfer Bumi. Namun, kebanyakan habis terbakar karena ukurannya terlalu kecil. Di malam hari, sering kali pecahan-pecahan sebesar pasir hingga kerikil tampak sebagai hujan meteor pada musim-musim tertentu.
Memang diduga pernah ada obyek berukuran sangat besar yang pernah menghantam Bumi. Misalnya, sebuah obyek antariksa berdiameter hingga beberapa kilometer yang jatuh 65 juta tahun lalu dan sumber teori penyebab punahnya dinosaurus serta perubahan iklim Bumi. Namun, peluang jatuhnya obyek sebesar itu sangat jarang, hanya sekali dalam jutaan tahun.
Obyek dengan diameter beberapa meter hingga puluhan meter lebih sering masuk ke atmosfer Bumi. Sering kali obyek-obyek sebesar itu tak sampai menghantam tanah dan hancur di dekat permukaan. Namun, gelombang kejut yang ditimbulkan tetap kuat dan menghancurkan seperti yang terjadi di Rusia kemarin.
Brigitte Zanda, pakar meteorit dari Museum of Natural History di Paris, Perancis, mengatakan, 85 persen obyek seperti itu jatuh ke laut. Lalu, 80 persen dari sisanya jatuh di hutan atau gurun. "Jadi, peluangnya jatuh di kota yang banyak penduduk benar-benar sangat jarang," ujarnya.
Sepanjang catatan sejarah modern, ada dua obyek antariksa berukuran beberapa meter yang jatuh dan meledak dekat permukaan Bumi. Sebelumnya, pada 30 Juni 1908, sebuah obyek yang diperkirakan meteor atau pecahan komet juga meledak di atas Tunguska, Siberia.
Obyek di Tunguska berukuran sekitar 100 meter dan menghanguskan hutan seluas 2.150 kilometer persegi. Namun, karena jatuh di wilayah pedalaman, tidak dilaporkan korban manusia.
Sementara meteor di kota Chelyabinsk, kawasan industri di Rusia bagian tengah, Jumat kemarin, diperkirakan berukuran 15 meter. Laporan terakhir, korban luka-luka mencapai 1.200 orang yang umumnya terkena pecahan kaca bangunan yang hancur diempas gelombang kejut.
Sumber: KOMPAS.com
Berikan pendapat Anda lewat kolom komentar ini mengenai berita di atas, sesuaikan pemikiran Anda dan Jangan pernah menyinggung sara. Terima kasih