"Dalam satu bulan, program internasional (surveillance) menemukan ratusan asteroid baru. Ini saja baru mendeteksi 1 persen dari seluruh asteroid," ujar Thomas melalui percakapan telefon pada Sabtu (16/2/2013).
Thomas menjelaskan, asteroid di luar angkasa sangat banyak jumlahnya. Akan tetapi, probabilitas (kemungkinan) benda luar angkasa ini untuk jatuh di Bumi sangat kecil sekali.
Sebelum peristiwa meteor Rusia di 15 Februari 2013, kejadian serupa dengan kerusakan terparah juga pernah terjadi lebih dari satu abad lalu. "Efek besar pada 1908 di Siberia, Rusia ukuran asteroid besar (sekira 30 meter) dampaknya merusak hutan seluas Jakarta. Kini terjadi lagi di 2013 dengan ukuran asteroid dengan lebar sekira belasan meter (lebih kecil)," tuturnya.
Lebih lanjut Thomas mengatakan, kemunculan asteroid tidak bisa diperkirakan secara pasti. Karena asteroid ini, selain bergerak dengan kecepatan laju yang sangat cepat, sebagian asteroid kecil tidak terdeteksi karena ukurannya yang menyerupai sebutir pasir atau kerikil.
Orbit satelit hanya puluhan ribu kilometer, buatan manusia. "Asteroid ini hanya beberapa saja yang mendekat. Mungkin bisa juga berpapasan dengan bumi," pungkasnya.
Berikan pendapat Anda lewat kolom komentar ini mengenai berita di atas, sesuaikan pemikiran Anda dan Jangan pernah menyinggung sara. Terima kasih