Dilaporkan The Guardian, Sabtu (9/3/2013) bahwa para ilmuwan di Hawaii, Mauna Loa Observatorium telah mengukur peningkatan kadar CO2 dalam atmosfer, namun alat tersebut menunjukkan kemungkinan untuk menjaga kenaikan suhu di bawah 2 derajat celcius itu sangatlah sulit.
Hasil penelitian lain yang diterbitkan dalam Science pada Kamis lalu, juga menunjukkan suhu permukaan global sampai dengan 1500 tahun terakhir telah memperingatkan bahwa pemanasan global seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya.
Hal ini tentu saja mengundang kekhawatiran publik dunia, sebab bila tidak segera diatasi bisa mengancam eksosistem mahluk hidup di dalamnya.
Sekertaris Jenderal Iklim Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Christiana Figueres, mengambil sikap dengan menyatakan bahwa perubahan temperatur global yang mengejutkan ini mendesak manusia di dunia untuk bertindak cepat.
"Tindakan cepat sangat diperlukan agar tidak memperbutuk perubahan iklim yang akan berdampak pada kehidupan manusia ke depannya," ujar Figueres.
Ia juga mengatakan pada Associated Press (AP) bahwa faktor utama pemicu pemanasan global ini adalah peningkatan penggunaan bahan bakar fosil.
"Ini merupakan bukti bahwa manusia telah mengalami pemudaran kesadaran untuk menjaga kestabilan kenaikan suhu di bawah 2 derajat celcius," terang Figueres.
Menurutnya juga, secara matematis menjaga kenaikan suhu agar di bawah 2 derajat celcisu merupakan ambang batas "aman" untuk terjadinya pemanasan.
Berikan pendapat Anda lewat kolom komentar ini mengenai berita di atas, sesuaikan pemikiran Anda dan Jangan pernah menyinggung sara. Terima kasih