Kebanyakan galaksi memiliki lubang hitam di pusat yang memiliki massa mencapai 1 juta sampai 1 miliar kali massa Matahari. Lubang hitam yang ditemukan di tengah galaksi Bima Sakti kita telah mengkonsumsi setara dengan satu Matahari setiap 3.000 tahun.
Para astronom memperkirakan sebelumnya bahwa lubang hitam tumbuh terutama ketika galaksi menabrak satu sama lain, di mana, konsentrasi besar gas mulai terbentuk di sekitar lubang hitam, menciptakan inti galaksi aktif.
Gas ini akan begitu cerah di inti galaksi aktif. Berdasarkan teori ini, lubang hitam yang ditemukan di pusat galaksi mengalami potensi pertumbuhan yang terbatas. Namun, studi terbaru menentang teori ini.
Tim ini menentang teori sebelumnya yang menyatakan lubang hitam tidak dapat tumbuh, dengan menggunakan simulasi komputer untuk membandingkan massa lubang hitam di galaksi spiral dengan yang di galaksi elips dan menemukan tidak ada ketidakcocokan antara besar lubang hitam.
Pengamatan yang dilakukan dengan teleskop Hubble menunjukkan bahwa lubang hitam dapat tumbuh bahkan di galaksi spiral yang tenang. Sebuah awan gas yang baru ditemukan di dekat pusat Bima Sakti akan terkoyak dan hancur oleh lubang hitam di inti galaksi akhir tahun ini.
Selama 10 tahun ke depan, lubang hitam diperkirakan akan menelan sebanyak 15 kali massa Bumi. Peneliti menggunakan data lubang hitam yang pertama kali ditemukan oleh teleskop Hubble untuk penelitian,mengatakan massa mereka secara akurat dapat diprediksi dari kecepatan bintang dalam galaksi di mana mereka berada.
Lubang hitam yang terletak di Galaksi Sombrero telah tumbuh sebagian besar. Para ilmuwan percaya lubang hitam ini telah menelan materi setara dengan satu Matahari setiap dua puluh tahun, dan sekarang memiliki massa sekitar 500 juta kali berat Matahari.
Penelitian terbaru memberikan dasar teoritis untuk memahami gambaran yang muncul bahwa tabrakan galaksi berkontribusi relatif kecil terhadap pertumbuhan lubang hitam.
"Hasil dari simulasi ini menunjukkan bahwa lubang hitam di galaksi spiral tidak berkembang secara efisien. Simulasi kami akan memungkinkan kami untuk memperbaiki pemahaman kita tentang bagaimana lubang hitam tumbuh di berbagai jenis galaksi". Kata pemimpin studi Dr Victor Debattista, dari University of Central Lancashire.
Sumber: RedOrbit.com
Berikan pendapat Anda lewat kolom komentar ini mengenai berita di atas, sesuaikan pemikiran Anda dan Jangan pernah menyinggung sara. Terima kasih