Dibentuk di bawah kondisi ekstrim, seperti hancurnya bintang raksasa, dan memiliki massa sekitar sepuluh kali massa Matahari atau lebih dan obyek ini sangat sulit untuk di pelajari dalam berbagai kondisi apapun.
Yang paling membingungkan adalah, kelas lubang hitam yang dapat berukuran dari jutaan hingga miliaran massa matahari. Objek supermasif tersebut tidak dapat dijelaskan dengan metode pembentukan lubang hitam biasa.
Secara tradisional, di bidang astronomi, cara kita berusaha untuk memecahkan masalah tersebut adalah untuk mempelajari sebanyak mungkin benda-benda yang kita bisa dan di beberapa negara maju, mereka menggabungkan informasi bersama-sama untuk mendapatkan gambaran yang lengkap tentang fenomena tersebut.
Misalnya, untuk menemukan bagaimana bintang normal berkembang hingga tahap-tahap lahirnya ribuan bintang di pelajari dalam katalog. Dengan demikian, para ilmuwan mampu mengambil data dan membuat tahap-tahap bagaimana bintang-bintang dilahirkan, tumbuh dan mati.
Namun untuk mempelajari lubang hitam supermasif terdapat kendala. Dari seluruh waktu semenjak kita menyadari keberadaan mereka kita hanya bisa mendapatkan data yang dapat diandalkan sekitar 60 dari mereka.
"Karena keterbatasan teknik dan teleskop yang ada, kami telah kehabisan galaksi dengan lubang hitam supermasif untuk mengamatinya," catatan Michele Cappellari dari Oxford University’s Department of Physics.
Tapi Dr Cappellari dan rekan-rekannya telah menemukan metode baru untuk menemukan dan mempelajari lubang hitam supermasif di inti galaksi.
Dan ada harapan bahwa hal ini akan memungkinkan bertambahnya katalog data dan mungkin membantu menjelaskan beberapa pertanyaan yang belum terjawab tentang objek yang mengerikan ini.
Langkah pertama adalah mengukur massa lubang hitam tersebut. Untuk melakukan hal ini, Tim Davis dari Observatorium Selatan Eropa menjelaskan, "Kami akan mengamati molekul karbon monoksida di galaksi menggunakan teleskop Combined Array for Research in Millimeter-wave Astronomy (CARMA). Dengan gambar super tajam yang tepat dari inti galaksi dan mengamati gas mendesing di sekitar lubang hitam. Gas ini bergerak dengan kecepatan yang ditentukan oleh massa lubang hitam. Dengan mengukur kecepatan gas pada posisi masing-masing, kita dapat mengukur massa lubang hitam."
Yang membuat penelitian ini menarik adalah dengan hampir selesainya teleskop baru yang akan memungkinkan para peneliti untuk mencari benda-benda yang lebih cepat, dan dengan presisi tinggi.
Penulis lain dari Martin Bureau of Oxford University’s Department of Physics melaporkan "Teleskop ALMA (Attacama Besar Millimetre/submillimetre Array) sekarang dalam tahap akhir pembangunan dan tim kami ditawarkan untuk menggunakannya dalam menyurvei lubang hitam. Jika semua berjalan sesuai rencana kita bisa memulai survei kami pada akhir tahun ini."
Dengan teknik baru ini akan menambah penemuan lubang hitam supermasif dan dengan itu pengetahuan tentang bagaimana benda-benda misterius terbentuk, berkembang dan berinteraksi dengan galaksi dimana mereka tinggal akan semakin bertambah.
Berikan pendapat Anda lewat kolom komentar ini mengenai berita di atas, sesuaikan pemikiran Anda dan Jangan pernah menyinggung sara. Terima kasih