Info Leony Li - NASA dan peneliti internasional menemukan bahwa bulan memiliki banyak kesamaan daripada yang diperkirakan sebelumnya dengan asteroid besar yang bergentayangan di sistem tata surya.
Dilansir Astrobio, Rabu (27/3/2013), para ilmuwan dari NASA’s Lunar Science Institute (NLSI) di Moffett Field, California, menemukan bahwa populasi yang sama dari proyektil (asteroid) berkecepatan tinggi berdampak pada bulan sekira empat miliar tahun lalu. Asteroid ini juga memukul Vesta (asteroid raksasa) dan mungkin asteroid besar lainnya.
Penelitian ini mengungkap sebuah kaitan yang tak terduga sebelumnya oleh para ilmuwan, yang melibatkan asteroid Vesta dan bulan. Riset ini juga bisa membantu ilmuwan dalam mempelajari sejarah awal tabrakan di antara objek luar angkasa.
"Ini selalu menarik ketika penelitian interdisipliner mengubah cara kami dalam mengerti sejarah sistem tata surya kita," ujar Yvonne Pendleton, Direktur NLSI. Ia menjelaskan, meskipun Bulan terletak jauh dari Vesta, yang berada di sabuk asteroid utama antara orbit Mars dan Jupiter, Bulan tampaknya akan berbagi sejarah hantaman asteroid yang serupa.
Temuan ini mendukung teori bahwa penempatan planet gas raksasa seperti Jupiter dan Saturnus dari orbit aslinya ke lokasi mereka saat ini, terdestabilisasi dari sabuk asteroid. Selain itu, terdapat juga peristiwa lunar cataclysm (bencana bulan) terkait terpicunya seluruh sistem tata surya yang terbombardir dengan asteroid miliaran tahun lalu.
Penelitian ini memberikan batasan baru pada awal dan durasi dari bencana bulan. Selain itu, penelitian ini menunjukkan bahwa lunar cataclysm merupakan peristiwa yang mempengaruhi tidak hanya planet dalam sistem tata surya, tetapi juga sabuk asteroid.
Melalui misi astronot NASA Apollo, batuan bulan telah dibawa ke Bumi dan diteliti untuk mengungkap sejarah terhantamnya bulan oleh asteroid. Kini, sampel meteorit digunakan untuk mempelajari sejarah tumbukan dari sabuk asteroid utama.
Informasi yang beredar beberapa waktu lalu menyebutkan, dalam sebuah penelitian, perhatian khusus diberikan untuk asteroid Vesta. Vesta memiliki diameter sekira 500 kilometer. Asteroid ini merupakan salah satu dari tiga asteroid besar dan dianggap sebagai protoplanet.
Menggunakan simulasi komputer tiga dimensi, Martin Jutzi dari Center for Space and Habitability (CSH) di University of Bern bisa mengonstruksi bagaimana tubrukan Vesta dengan asteroid lain. Peristiwa tubrukan ini diyakini terjadi miliaran tahun lalu.
Berikan pendapat Anda lewat kolom komentar ini mengenai berita di atas, sesuaikan pemikiran Anda dan Jangan pernah menyinggung sara. Terima kasih