Dilansir Scienceagogo, Senin (11/3/2013), setelah lima tahun melakukan pengembangan sistem penghancur asteroid ini, tim peneliti yang dipimpin Bong Wie dari Asteroid Deflection Research Center akan merealisasikan uji coba peledakan asteroid tersebut. Mereka akan mempresentasikan penelitiannya pada event NASA Technology Day bulan depan di Washington, D.C.
Wie mengatakan, sebuah peristiwa yang terjadi beberapa pekan lalu seperti meteor Rusia dapat mengancam keselamatan manusia di Bumi. "Ada meteor selebar 15 meter yang meledak di langit Rusia, dan di hari yang sama, asteroid DA14 selebar 45 meter melintas dengan jarak terdekat 25 ribu kilometer dari Bumi," jelas Wie.
Ia menjelaskan, asteroid dengan lebar ukuran setengah lapangan sepakbola ini hampir saja menabrak Bumi. "Jika dampak itu terjadi, ini akan setara dengan ledakan 160 bom nuklir Hiroshima," tuturnya.
Mempersiapkan pengujian untuk menghancurkan asteroid, Wie dan timnya bekerja dengan data yang dihasilkan oleh simulasi komputer. Ia menjelaskan, inilah saatnya untuk mengintegrasikan teknologi yang utama, membangun satelit purwarupa dan memulai tes yang sebenarnya guna melihat apakah asteroid itu dapat "dipukul".
NASA telah melakukan misi serupa. Badan antariksa asal Amerika Serikat ini pernah menabrakan probe (sejenis satelit) ke komet Tempel 1. Akan tetapi, komet ini berukuran sangat besar (sekira panjang 8 kilometer) ketimbang asteroid yang Wei ingin hancurkan "NASA telah mencoba dengan komet besar. Namun, itu belum dengan asteroid berukuran 300 meter atau 50 meter," terangnya.
Wie menekankan bahwa pengujian untuk meledakan asteroid ini sangat penting untuk dilakukan. "Ini adalah waktu untuk mengembangkan rencana dan mendemonstrasikan konsep ini. Kami memiliki semua teknologi," jelasnya.
Berikan pendapat Anda lewat kolom komentar ini mengenai berita di atas, sesuaikan pemikiran Anda dan Jangan pernah menyinggung sara. Terima kasih