Dilansir Spacedaily, Senin (4/2/2013), peneliti dari Royal Holloway University, Sandia National Laboratories dan sejumlah peneliti universitas lainnya di Amerika Serikat dan Eropa, menemukan bukti bahwa dampak besar atau ledakan udara bisa menyebabkan perubahan yang signifikan.
Perubahan ini salah satunya mengakibatkan perubahan iklim yang terjadi di Bumi. Akan tetapi, peneliti perlu menemukan bukti yang menunjukkan bahwa komet bukanlah penyebab kehancuran budaya manusia purba.
Clovis merupakan budaya manusia purba yang ada di benua Amerika Utara. Nama Clovis diambil dari nama kota yang ada di New Mexico. Diketahui kota tersebut merupakan situs tempat ditemukannya alat-alat batu di era 1920 dan 1930an.
Para peneliti berpendapat, tidak ada kawah yang muncul akibat mendaratnya komet di Bumi pada 13 ribu tahun lalu. Selain itu, peneliti juga mengungkapkan bahwa tidak ditemukan material yang berkaitan dengan komet dalam sedimen tanah di situs Clovis tersebut.
"Teori telah mencapai status 'zombie'. Setiap kali kami mampu menunjukkan kekurangan dan berpikir (teori) ini sudah mati," ungkap Profesor Andrew Scott dari Department of Earth Sciences di Royal Holloway.
Ia menjelaskan, teori yang ada saat ini adalah "keliru". Peneliti berharap versi terbaru mampu menunjukkan bukti terkait berakhirnya budaya manusia prasejarah. "Semoga versi baru dan teori akan lebih hati-hati untuk diperiksa sebelum (teori tersebut) diterbitkan," pungkasnya.
1 komentar:
mantap, semua berita baru-baru semua.. enak banget ni blog.. keep post yach ^_^
Berikan pendapat Anda lewat kolom komentar ini mengenai berita di atas, sesuaikan pemikiran Anda dan Jangan pernah menyinggung sara. Terima kasih