Rabu, 20 Maret 2013

Efek Rumah Kaca Perburuk Kondisi Cuaca Panas Jakarta

15.26 Posted by Admin No comments
Efek Rumah Kaca Perburuk Kondisi Cuaca Panas JakartaInfo Leony Li - Efek rumah kaca bisa memperparah kondisi cuaca panas di Jakarta. Hal ini dikemukakan oleh Kepala Bidang Pengkajian Penerapan Teknologi Pembuatan Hujan ( BPPT), Tri Handoko Seto.

Diakuinya saat ini sudah memasuki musim pancaroba atau peralihan dari musim penghujan menuju kemarau. Menurutnya, yang menyebabkan panas lokal (terik) di Jakarta diakibatkan oleh posisi matahari dan fase Madden–Julian oscillation (MJO).

Efek rumah kaca merupakan kondisi di mana panas yang salah satunya berasal dari terpaan matahari, tidak bisa keluar akibat tertahan oleh awan dan gas karbondioksida. "Karena matahari sangat kuat, dalam kondisi yang panas ini, ada penampakan awan. Panas yang sampai ke Bumi, tetapi ketika dia ada awan, kondisi ini menimbulkan 'ongkeb'," ujarnya kepada Okezone, Rabu (20/3/2013).

Di bulan ini khususnya, semakin ada awan maka semakin panas. Ia menjelaskan, bila di pagi hari ada pemanasan, ketika siang hari uap air mantul karena mataharinya ada di garis khatulistiwa. "Efek rumah kaca ini, diakibatkan banyaknya polusi," tambahnya.

Ia mengatakan, semakin banyaknya polusi dengan teriknya matahari pagi, maka panas ini akan memantul ke atas. Oleh karena terdapat awan tebal, maka panasnya seolah tertahan dan terperangkap, sehingga menjadikan suhu Bumi dapat meningkat.

"Polusi juga bikin awan jadi lama dalam pembentukan awan (untuk hujan). Sehingga, ini semakin memperparah (suhu tinggi) secara lokal," tuturnya.

Ia mengungkapkan, apabila tidak ingin efek rumah kaca ini menimbulkan kenaikan suhu Bumi atau cuaca panas secara lokal. Maka, polutan harus dapat dikendalikan. "Apabila panasnya ukuran wajar, tidak masalah, karena ini adalah siklus," imbuhnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, justru kondisi ini di wilayah Indonesia bagian utara, misalnya Kalimantan utara, menyebabkan wilayah menjadi dingin.

"Secara umum, wilayah Indonesia terutama tengah dan selatan, cukup panas. Efek-efek lokal dipengaruhi osilasi akan mempengaruhi pertumbuhan awan. MJO bisa terjadi sepanjang tahun. Fase basah, hujan sangat tinggi menimbulkan potensi banjir, fase kering, hujannya jarang," pungkasnya.

Sumber: Okezone
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »

Berikan pendapat Anda lewat kolom komentar ini mengenai berita di atas, sesuaikan pemikiran Anda dan Jangan pernah menyinggung sara. Terima kasih

Thanks For Your Comment Here