Dilansir NBC News, Senin (18/3/2013), penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Geoscience ini mengungkap bahwa air menguap selama gempa bumi dan menyimpan kandungan emas. Model penelitian yang diungkap Dion Weatherley dari University of Queensland ini menjelaskan mekanisme kuantitatif untuk menghubungkan antara emas dan kuarsa.
Kuarsa merupakan penyusun utama dalam pasir, batuan dan berbagai mineral. Kuarsa bersifat tembus cahaya ultraviolet, yang biasanya digunakan juga dalam alat optik.
Ketika gempa bumi menyerang, terdapat material yang bergerak di sepanjang retakan tanah. Fraktur besar ini memiliki fraktur kecil dengan berbagai ukuran panjang.
Sekira 6 mil (10 kilometer) di bawah permukaan tanah, terdapat suhu dan tekanan yang luar biasa. Air membawa konsentrasi karbondioksida tingkat tinggi serta silika dan elemen emas.
Selama gempa bumi, retakan tiba-tiba akan terbuk lebar. Air yang tersimpan akan dapat menguap, kemudian memaksa silika membentuk kuarsa mineral dan emas keluar dari cairan, serta melapisi ke permukaan di dekatnya.
Peneliti Australian National University di Canberra, Richard Henley mengungkap proses tersebut. Sementara itu, ilmuwan telah lama menduga bahwa penurunan tekanan tiba-tiba dapat menjelaskan hubungan antara deposito emas raksasa ke retakan kuno.
"Bagi saya, tampaknya ini cukup masuk akal. Ini adalah sesuatu yang orang mungkin ingin model eksperimental atau numerik dalam sedikit detail lebih rinci guna melihat apakah ini benar-benar akan bekerja," ungkap peneliti Jamie Wilkinson di Imperial College London, Inggris.
Sumber:
Berikan pendapat Anda lewat kolom komentar ini mengenai berita di atas, sesuaikan pemikiran Anda dan Jangan pernah menyinggung sara. Terima kasih